IV. Pulang atau Pergi?
Sampai di tempat di mana kami menemukan angkutan umum, Ayah dan Ibu memasukkan barang-barang kami ke dalam angkutan yang kami tempati. Kami menyalami Ayah dan berpelukan dengan Ibu. Saya masih sempat melihat Ibu menangis ketika berpisah dengan kami. Saya pun dengan susah payah menahan tangis.
*Karena saya terus-menerus menahan tangis, maka perlu saya sampaikan bahwa saya bukan menahan tangis karena sok kuat dan sebagainya, melainkan karena tidak mau concealer mata yang menutupi kantong mata saya, yang hitam-tebal-besar, luntur.
Sepanjang perjalanan di dalam angkutan umum yang senantiasa berguncang, saya banyak merenung. Saat itu, saya sama sekali tidak merasa seperti seorang
Dengan angkutan umum tersebut, kami kembali ke pasar Kopeng. Di
Dari pasar Kopeng, kami naik ke bis-bis kami, yang menyerupai kulkas berjalan, lagi. Dari
Malam harinya, kami semua bersama-sama menghadiri sendratari (mungkin ini adalah singkatan dari “seni drama tari”) Ramayana. Cerita tradisional asal
Selain siswa-siswi SMAK 5 BPK Penabur, beberapa menteri dari negara-negara tetangga dan beberapa menteri dari
*
Setelah semalam menginap di
Di Malioboro, rombongan saya yang anggota intinya terdiri dari Pak Chris, saya, Melisa, dan Anastasia berbelanja banyak dengan Pak Chris sebagai juru tawar. Alhasil, bawaan kami bertambah dan dompet kami menipis.
Yang sangat disayangkan adalah keramaian yang terlalu padat di Malioboro memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa siswi SMAK 5 BPK Penabur.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dan saran yang berguna dan membangun diharapkan.