“Hahaha!”
“Hahaha!”
“Eh, tau gak, Vin sering bilang kalo kuping kamu harus sering dijewer biar tambah caplang. Hahaha!”
“…”
“Halo?”
“…”
“Kenapa?”
“Jangan ngomongin dia donk!”
“Kenapa?”
“Pokoknya jangan!”
“Lho?”
“Udah yah, gak usah dibahas.”
Fani penasaran. Ia akan mencari sebab Tyo tidak senang ketika ia membicarakan Vin.
Tyo dan Vin adalah pasangan homoseksual yang bertengkar karena memperebutkan Fani. Tidak.
Tyo cemburu kepada Vin karena selama Tyo berada di luar negeri Fani menjadi bertambah dekat dengan Vin. Mungkin.
Tyo dan Vin adalah sahabat karib yang sedang memperebutkan Fani. Hmmm…
Fani makin dekat dengan Fin dan Tyo. Tanpa maksud utnuk genit, mengadu domba, dan sebagainya. Ia merasa kedua manusia lain jenis itu menyukainya karena mereka sangat baik padanya. Dua manusia itu memang senang berbuat baik, terutama terhadap teman.
Tak butuh waktu lama, Tyo dan Vin telah banyak melancarkan pujian yang terdengar sangat merdu bagi telinga Fani. Mereka memang tidak bisa menjaga mulut jika berhadapan dengan perempuan cantik.
Baru sebentar, Tyo dan Vin mulai mencekoki Fani dengan hadiah. Mereka memang tidak dapat menahan mata dan dompet mereka jika berurusan dengan perempuan cantik.
Suatu hari Fani nekat membicarakan Vin dengan Tyo.
“Ummm, Yo…”
“Apa?”
“Aku mau tanya sesuatu.”
“Tanya aja.”
“Soal Vin.”
“Ya?”
“Kenapa dulu kamu marah waktu aku ngomongin dia?”
“Oh itu! Waktu itu aku lagi bete sama dia.”
“Kenapa? Sekarang udah baikan?”
“Iya, udah. Waktu itu, dia janji mau dateng ke rumah aku pagi-pagi. Aku udah bangun cepet, udah stand by, dia gak dateng. Jem 7 malem baru telpon buat ngabarin aku. Ketawa-ketawa lagi dia! Sialan!”
“Oh, gitu. Kok aku gak pernah liat kalian jalan berdua lagi ya?”
“Uhm…”
“Kenapa?”
“Gini, Fan…”
“Ya?”
“Udah saatnya kamu tau.”
“Apa?”
“Aku dan Vin pacaran.”
“Eh, hah?”
“Iya, kita gay. Sori, aku baru bilang. Kita nunggu waktu yang tepat buat ngasih tau kamu.”
“…”
“Kalo kita bareng, kita gak tahan buat gak mesra-mesraan. Kita gak mau kamu liat kita begitu. Nanti ketatuan.”
“…”
“Jadi kita ketemu kamu gantian aja.”
“Trus, kalo kita gandengan, pelukan…”
“Kita kan sahabat.”
“Hadiah-hadiah…”
“Fani, kita sayang kamu.”
*Terinspirasi oleh sebuah percakapan di telepon dengan seorang teman.
12/07/07
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dan saran yang berguna dan membangun diharapkan.