Aku tahu orang-orang seperti kalian, yang merasa cukup dengan hidup, yang menanti-nanti kematian, yang bahkan datang menghampiri kematian. Dulu, aku mengalami hal yang sama, sebelum aku belajar menyukuri hidup, sebelum aku mengerti bahwa segala masalah yang kuhadapi bukanlah racun bagi hidupku, tetapi pupuk bagi jiwaku.
Namun, sekarang, aku ingin mati, lagi. Bukan karena masalah-masalah yang menghimpitku, meskipun demikian orang-orang akan menuduhku, setelah kematianku. Aku tidak peduli. Ketika aku membuka jendela apartemenku, lantai 24, aku berpikir kembali, berusaha memastikan bahwa keputusanku tepat. Aku bukan anak cengeng yang bunuh diri karena putus cinta, aku muak berbuat dosa, aku ingin berhenti berbuat dosa, dan inilah cara yang tepat.
Aku melompat.
Terjun.
Angin menerpa keras kulitku, membuat kulitku berkelepak.
Sebelum aku menyentuh aspal, aku teringat seorang teman baikku, yang memperkenalkanku kepada Tuhannya, yang mengampuni dosa manusia dan menebus manusia dari perbudakan dosa karena kasih-Nya terhadap manusia.
Lalu hitam.
16/08/10
Langganan:
Postingan (Atom)