14/08/07

pembantu (2)

Pembantu itu menangis di rumah yang telah ditinggal pemiliknya. Ia sendirian di sana sekarang. Mengepel sambil menangis. Ia mencoba mengingat apa yang membuatnya menangis sebab sekarang ia menangis karena keterusan sejak tadi. Ternyata ia habis dimarahi dan dimaki-maki tuannya. Bahkan ia nyaris dipecat. Ia ingat, tuannya menggedori pintu kamarnya subuh-subuh. Ia ingat tuannya murka karena ia ketahuan berbuat mesum di rumah itu. Ia mencoba mengingat kenapa ia berbuat mesum sebab sekarang ia berbuat mesum karena sudah kebiasaan.

Pembantu itu ingat, ia melakukan perbuatan itu sebagai pembuktian. Ia ingat dijuluki perawan tua, tidak laku, lesbian, dan banyak lagi. Ia ingat, ia belum menikah karena belum menemukan pria yang memenuhi kriteria yang dibuatnya. Ia juga ingat, sekarang ia telah terlalu tua untuk menikah. Namun ia ingat, ia belum menopaus. Liang vaginanya masih basah saat terangsang. Ia ingat, ia ingin membuktikan.

Ia ingin membuktikan, bahwa ia laku, bahwa ia menarik, bahwa ia bukan lesbian, dan bukan perawan tua. Buktinya, ketika ia mulai bersolek, banyak pria melirik dan menggodanya. Buktinya, pria-pria iru memberinya banyak hal dan masih menjanjikan banyak hal. Buktinya, di antara pria-pria itu ada seorang yang sangat kaya. Buktinya, pria kaya itu berjanji akan menikahinya setelah menceraikan istrinya. Buktinya, ia telah tidur dengan pria itu. Tidur dengan pria itu ketika istrinya sedang di luar kota.

Namun ia benci bahwa sekarang pria itu menghilang. Jika ia mencari pria itu ke rumahnya atau tempatnya bekerja, selalu tidak ditempat atau sibuk. Ia lebih sakit hati lagi ketika yang menyambutnya di rumah pria itu adalah seorang wanita cantik dan seksi dengan penampilan yang cerdas dan berkelas. Sudah pasti wanita itu adalah istri kekasihnya.

Ia benci bahwa wanita itu sangat banyak kelebihan dibanding dirinya. Ia benci bahwa pria itu pasti lebih memilih istrinya dibanding dirinya. Ia benci bahwa pria yang menembus perawannya dan menikmatinya berkali-kali meninggalkannya. Ia benci bahwa pria yang dicintainya ingkar janji.

Ia marah. Ia mencari pelampiasan. Ia menggoda dan menggaet banyak pria untuk ditiduri. Tidak peduli apakah pria itu telah terikat dengan wanita lain atau masih bebas. Ia hanya ingin bercinta. Bercinta dengan tubuhnya dalam kenyataan bersama pria entah siapa dan angannya bersama kekasihnya yang telah pergi.

Ia melakukan semua itu di tempat teman-teman prianya. Hanya di saat-saat tertentu, ia terpaksa melakukan itu di rumah majikannya dan kemarin adalah kedua kalinya ia tertangkap basah di rumah majikannya.

Ia ingat semua itu.

1 komentar:

Komentar dan saran yang berguna dan membangun diharapkan.