10/08/07

anak bungsu

Aku ingat, kakak pernah bilang bahwa aku telah menjadi adik pembantu. Mama juga pernah bilang bahwa aku telah menjadi anak pembantu. Mungkin mereka cemburu karena aku terlalu dekat dengan pembantu itu. Dulu, aku memang senang bermain dengannya karena di rumah ini tidak ada orang lain yang bermain denganku. Berbeda dengan sekarang, ketika aku sudah akrab dengan Kakak yang semasa kecil menjadi musuh besarku. Selain itu, aku juga mempunyai banyak kesibukan selain tugas sekolah. Namun sebenarnya, bukan hal-hal itu yang menjauhkanku darinya. Aku mulai membencinya sejak ia memfitnahku.

Ceritanya, aku tidak berminat untuk bermain piano, seperti kakakku, tapi kami dipaksa untuk mengikuti kursus piano. Kakak perlahan-lahan mencintai piano, tapi aku tidak. Aku lebih senang bermain biola. Meskipun begitu, aku tetap berlatih piano, tapi aku tidak berlatih piano saat Mama di rumah sebab Mama banyak berkomentar negatif. Karena itu, Mama selalu mengira bahwa aku tidak pernah menyentuh piano.

Suatu hari, Mama pergi ke luar kota. Selama ia di luar kota, aku sering berlatih. Tidak seperti biasanya, sepulangnya dari luar kota, ia menanyakan kepadaku apakah aku berlatih. Dengan jujur, aku mengiyakan. Ternyata Mama tidak percaya. Mama mencari Kakak dan menanyakan hal yang sama kepada Kakak. Kakak pun jujur mengiyakan. Mama tidak juga percaya. Ia mencari pembantu dan menanyakan hal itu lagi. Pembantu itu malah menjawab bahwa ia tidak mendengarku bermain dan Mama percaya. Aku sungguh sakit hati difitnah seperti itu. Apalagi Mama jadi tidak percaya lagi kepadaku karenanya. Sejak saat itu, aku benci dia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dan saran yang berguna dan membangun diharapkan.