20/03/08

sidak

13.00. Jam pelajaran kedelapan di sekolah. Tampak di luar jendela, hujan menghujami bumi dengan begitu antusias. Sebagian murid menjadi gelisah sebab mereka akan mengalami kesulitan dalam perjalanan pulang ke rumah masing-masing apabila hujan terus bersemangat mencurahi bumi.

Matematika. Aljabar fungsi. Entah apa itu. Abe bosan. Ia memutuskan untuk mengeluarkan handphone-nya (handphone termasuk dalam klasifikasi "barang haram" atau "ilegal" di sekolahnya) dari tempat persembunyiannya di tempat yang sangat rahasia di dalam tasnya. Tempat yang selama bertahun-tahun terbukti telah menjaga handphone-nya agar aman dari incaran guru-guru. Ia menyalakan mesin komunikasi itu. Diliriknya sekali-kali guru yang sedang mengajar di depan kelas. Ia menjaga agar gerak-geriknya tetap wajar. Ia memasukan kode pin. Ponsel itu telah menyala.

Abe menunggu sampai telepon genggamnya siap lahir batin untuk ia fungsikan. Beberapa kali dicobanya, ponselnya masih mengeluh "SIM card is not ready". Abe sabar. Akhirnya, si kartu SIM telah siap. Ia menulis sebuah pesan pendek. Langsung tertuju kepada seorang temannya di belahan Kelapa Gading lain yang sedang berbolos ria dari kegiatan belajar di sekolah. Cede, nama temannya. Setelah beberapa kali mereka saling berbalas pesan, akhirnya mereka membicarakan Ksatria Baja Hitam karena temannya itu hendak membelikan sebuah boneka berbentuk Ksatria Baja Hitam (yang berwarna merah jambu) untuk pacarnya yang berulang tahun ke-15.

Obrolan tidak penting pun tak terelakkan. Demikian isinya setelah diterjemahkan dari bahasa SMS ke bahasa percakapan.

Abe : "ksatria baja item itu lalat kan?"

Cede : "bukan. dia belalang. nama motornya aja belalang tempur. nama musuhnya gorgom. nama jagoannya kotaro minami."

Abe : "wah, waktu kecil, gw malah ngirain si katro miyabi itu bajaj item."

Cede : "mana ada bajaj kayak begitu?"

Abe : "mirip tauk!"

Cede : "kagak ada mirip-miripnya. kalo dia tau lu ngatain dia begitu, bisa-bisa lu kena pukulan matahari ama tendangan maut!"

Abe : "emang dia bisa kungfu?"

Belum sempat pertanyaan itu mendapat jawaban, muncul seorang guru fisika di ambang pintu kelasnya. Guru itu meminta izin dahulu kepada guru matematika yang saat itu sedang mengajar. Ia hendak mengambil alih kelas. Dengan tenang ia melenggak masuk ke dalam kelas, diikuti dengan segerombolan guru di belakangnya. Boro-boro sempat menghitung ada berapa guru yang menerobos masuk saat itu, jantung Abe saja sudah tak terhitung lagi ketukannya!

"Kita mau razia. Semua tangan di atas meja!" begitu pinta sang guru fisika.

"Ayo! Tangan di atas meja!"

"Tangan gak boleh di bawah! Harus di atas meja!"

Sebagian teman sekelas Abe pun dengan pasrah meletakkan tangan mereka di atas meja. Sebagian mengangkat tangan mereka di atas kepala seperti seorang sandera yang sedang ditodong pembajak. Sebagian tidak jelas tangannya di mana sebab mereka sedang panik dan berusaha menyembunyikan "barang haram" yang mereka bawa. Abe termasuk dalam golongan terakhir.

Dalam keadaan seperti itu, ia sudah tak mampu berpikir. Ia masukkan saja handphone-nya ke dalam kotak stearoform berisi nasi, tempe orek, dan ayam nanking (sisa makan siangnya). Tak apalah jika ponselnya menjadi kotor. Asal tidak disita. Rasanya akan sangat sulit hidup tanpa ber-SMS-an.

Seorang guru dengan gagah menghampiri tempat duduknya. Teman sebangkunya telah lolos seleksi. Gilirannya. Guru itu menggeledah tasnya dengan teliti. Lalu, meraba-raba setiap sisi tubuhnya untuk menemukan sesuatu yang disembunyikan. Wajah Abe yang pucat panik dan berkeringat dingin itu benar-benar membuat si guru penasaran. Akhirnya, guru itu mencurigai kotak makanan yang beratnya melebihi batas wajar itu. Maka, ia membuka kotak itu dan menemukan sebuah handphone yang tidak tergiur untuk memakan ayam nanking. Ia pun harus membersihkan dahulu handphone-nya dari bumbu ayam nanking, kemudian menempelkan label nama di casing belakang teknologi kesayangannya itu.

Abe harus mengumpulkan handphone-nya ke dalam sebuah kantong plastik hitam bersama "barang-barang seludupan" teman-temannya yang tertangkap. Setelah itu, handphone-nya akan menderita satu minggu masa tahanan. Ia bahkan tidak sempat membaca SMS balasan dari Cede karena guru yang menangkapnya tadi menyuruhnya untuk segera menewaskan handphone itu dan mengumpulkannya. Padahal ponselnya telah memberitahunya "1 message received". Ia pikir, mungkin Si Baja Hitam memang mempunyai kungfu tingkat tinggi. Mungkin ia bisa melenyapkan handphone hanya dengan menggenggamnya, lalu memunculkannya kembali di lain waktu hanya dengan petikan jari. Eh, itu kan sulap?

2 komentar:

  1. Anonim6/18/2008

    bagus cara bertuturnya...
    cuman klo saya liat sih wajar menyinggung individu karena disitu isebutkan guru fiskia jadi mungkin guru fisika di skloah lo jadi merasa tersindir...
    klo gw sih gak ush kalim guru fisika atau sapa..biar gak kontroversi..hehehe

    BalasHapus
  2. Anonim2/25/2009

    hahaha.. iyah... setelah dibilangin ama anak2 redaksi, gw baru sadar. trus sekarang lu ingetin. hehehe..
    gitulah kalo based on true story. there will be true antagonist.

    BalasHapus

Komentar dan saran yang berguna dan membangun diharapkan.