23/05/08

badai dan gempa

Mars : Bumi, kamu makin berair.

Bumi : Iya, aku berkeringat. Mereka membuatku kepanasan.

Merkurius : Begitu panaskah sampai kau menangis, Bumi?

Bumi : Iya, mereka juga menyakitiku. Mereka merusakku.

Mars : Bukankah itu sudah lama mereka lakukan?

Bumi : Mereka bertambah parah. Kulitku, dagingku, darahku, udaraku, semuanya! Mereka tidak mau menyisakan apapun! Oh, Matahari! Panasmu pun ikut menyengatiku!

Matahari : Maafkan aku, Bumi. Bukan kehendakku. Bukan kuasaku untuk meredam atau menghentikan pijar panas dan cahayaku sendiri. Namun, kau telah diberi selimut ozon untuk tetap terlindung dariku. Apakah mereka juga mengambilnya darimu?

Bumi : Ya, mereka melubanginya. Bagi mereka telah tersedia berbagai kenyamanan dariku, sehingga mereka telah menjadi parasit bagi diriku sendiri.

Mars : Kawan, mereka berkembang biak terlalu cepat. Mereka akan semakin mebutuhkan banyak darimu.

Matahari : Ah, mereka selalu punah pada akhirnya. Mungkin kali ini akan punah kupanggang. Namun, Bumi, kau tetap bundar dan mengitariku.

Bumi : Tidak, Matahari. Mereka tak pernah punah. Selalu ada sisa dari mereka yang akhirnya berkembang biak gila-gilaan lagi dan merubah-ubah wajahku lagi.

Mars : Toh kami akan tetap mengenalmu.

Merkurius : Ya. Orbit dan posisimu tak berubah.

Bumi : Hahaha! Betul juga! Tapi aku tetap kepanasan!

Mars : Mari kutiup dirimu agar sejuk!

Merkurius : Aku juga mau meniupimu!

Matahari : Bolehkah aku ikut?

Bumi : TIdak! Jika kau lakukan itu, aku akan terpanggang lidah api dan musnah!

Mars dan Merkurius : (meniupi Bumi).

Mars : Bagaimana? Sudah lebih baik?

Bumi : Jauh lebih baik, tetapi wajahku menjadi berantakan karena badai.

Matahari, Bumi, Mars, dan Merkurius : (tertawa bersama)

Bumi : (gempa)

1 komentar:

  1. ya ampun ci..
    keren bgt sihhhhh..
    kerennnnn!!!
    huhuuu.. maafkan daku bumi..

    BalasHapus

Komentar dan saran yang berguna dan membangun diharapkan.