27/06/07

hancur

Hancur. Begitulah rasanya. Ketika seorang mendekati, menyayangi, memanjakan, lalu meninggalkanku begitu saja. Setelah ia dapatkan yang diinginkannya, tentu saja. Sebuah persetubuhan, di mana ia pun belum mahir. Dikiranya aku alat peraga untuk latihan agar kelak ia dapat melakukannya dengan lebih baik dengan perempuan pilihannya.

Berusaha. Tidak menangis. Tidak boleh. Tidak untuk dia. Aku bahkan tak menaruh perasaan selain penasaran kepadanya. Penasaran akan rasanya. Sekarang aku sudah tahu. Mengapa harus bersedih? Kita telah sama-sama untung. Ia dapat latihannya, aku dapat jawabanku. Sudah, aku harus senang.

Senang. Aku senang. Aku tidak melupakannya. Masih jelas terukir dalam memoriku, tapi aku senang. Kita memang telah saling memuaskan. Simbiosis mutualisme. Juga senang karena telah saling mengisi dengan saat-saat indah dalam sejarah masing-masing. Juga senang karena telah mendapat pengalaman berharga agar dapat melakukan dengan lebih baik di lain waktu dan agar dapat lebih waspada di lain waktu. Juga senang karena sebuah cerita telah tertambah dalam hidup kita masing-masing.

Selesai. Selesai sudah cerita ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dan saran yang berguna dan membangun diharapkan.