10/12/07

hahaha

Sungguh menyebalkan bagaimana ia sering tidak menggubris telepon dan pesan singkat yang puluhan kali berangkat dari ponselku ke ponselnya. Apalagi alasannya yang sekedar “sori, tadi aku lagi tidur” membuat rasa sebalku terdesak sampai ke tenggorokan karena merasa diremehkan olehnya.

Aku tahu, hubungan kami tidak lagi sepasang kekasih. Mungkin itu yang membuatnya tidak menganggapku penting lagi. Ah, tapi ia tetap mencurahkan perhatian dan kebaikannya kepadaku secara berlebih. Juga, ia pernah berkata bahwa ia tidak akan pernah mencari wanita lain untuk mendampinginya. Ia selalu menyatakan bahwa ia telah terpaku padaku.

+

Ah, dasar perempuan. Selalu saja cerewet menanyakan banyak hal. Padahal aku sedang asik berbagi birahi dengan kekasihku, tapi ia terus-menerus meneleponku dan mengirimku pesan-pesan pendek. Kuatur saja agar ponselku tidak berbunyi dan tidak begetar, lalu kutaruh ponsel itu di dalam laci. Toh ia tidak berhak marah karena ia bukan kekasihku lagi.

Ya, aku memang harus menjaga perasaannya. Mudah saja. Tinggal meminta maaf sekenanya, dan menghujaninya dengan segumpal gombal, ia akan luluh. Wanita seperti dia memang mudah dimainkan perasaannya.

Tentu saja aku harus menjaga perasaannya. Meskipun kami tidak lagi sepasang kekasih, aku akan terus berusaha agar ia terus terikat denganku. Dengan begitu, apa yang kuperlukan untuk membahagiakan kekasihku dapat kuperoleh dengan mudah.

+

Kurang ajar! Wanita itu mengganggu saja! Padahal pria kesayanganku itu sedang bersamaku. Haruskah ia mengganggu kami setiap saat? Huh, tak apalah. Ia akan mendapat ganjarannya nanti.

+++

Oh, tidak! Belakangan ini aku merasa mengalami penuaan dengan sangat cepat. Apakah ini karena stres atau cermin memang tidak bersahabat atau apa? Mengapa kelesuan, kekuyuan, keletihan, keriputan, bermunculan menghuni wajahku. Orang-orang disekitarku sampai mengira aku sedang sakit. Mungkin aku memang sakit. Aku merasa tidak enak badan. Pak Kepala Sekolah sampai memberiku cuti untuk istirahat mengajar selama seminggu.

+

Sedikit lagi, aku tak perlu lagi berurusan dengan wanita manja itu. Aku dapat mencurahkan seluruh perhatianku kepada kekasihku seorang.

+

Hahaha! Aku senang mencuri semua itu dari wanita sialan yang menggangguku dan kekasihku. Aku akan ambil seluruh kecantikan dan energi yang ia punya. Tanpa sisa.

+++

Lima hari telah berlalu sejak aku diberi cuti oleh Bapak Kepala Sekolah. Keadaanku tidak membaik. Bahkan, orang-orang yang tinggal serumah denganku, yaitu kedua teman baikku yang keduanya juga mengajar di sekolah yang sama denganku, telah memutuskan untuk membawaku ke rumah sakit malam ini.

Aku kelelahan, terlalu stres, dehidrasi, kurang gizi, dan entah apa lagi? Apakah kau percaya? Aku harus dirawat inap di rumah sakit. Oh, ini berarti aku harus meminta uang dari kedua orang tuaku yang tinggal di luar kota. Padahal aku telah bertekad untuk hidup mandiri dan tidak bergantung pada mereka sedikit pun. Bahkan, seharusnya aku yang mengirimkan uang untuk mereka.

+

Aku ingin tahu bagaimana kabar mantan kekasihku itu. Ia tidak lagi menghubungiku. Pasti ia sudah tidak kuat lagi. Aku tak dapat membayangkannya. Yang penting, sekarang kekasihku bertambah cantik dan mempesona. Ia begitu bersinar dan energik.

+

Perlahan-lahan, wanita itu akan mati. Kubayangkan sekarang ia sedang sekarat. Aku bahagia. Aku masih ingat bagaimana dulu ia menghalangi hubunganku dengan kekasihku. Ya, ia penghalang. Entah apa kelebihannya yang membuat kekasihku lebih memilihnya daripada aku.

Untungnya, langkah yang kuambil sangat tepat. Mayor Gimbal, dukun pilihanku. Berkat jasanyalah sekarang kekasihku tergila-gila padaku. Tak ada wanita lain yang dapat menandingiku di hatinya. Semua yang kuminta selalu ia turuti dan ia usahakan terkabul. Bahkan, mengorbankan wanita sial itu pun ia lakukan demi diriku.

Aku bahagia!

+++

Seminggu sejak aku diberi cuti, aku telah lumpuh total. Teman-temanku kalang kabut. Tidak ada dokter yang dapat menjelaskan gangguan medis macam apa yang kualami. Akhirnya, teman-temanku mengambil kesimpulan : aku terkena guna-guna. Mereka pun memanggil dukun.

Aku yang tidak percaya dukun tidak dapat protes karena lidahku pun telah kelu. Aku harus pasrah tubuhku ditaburi macam-macam bunga dan wajahku terus-menerus disemburi air bekas kumur si dukun, lalu dibacai berbagai mantra dan dirituali macam-macam. Setelah semua itu berakhir, kami hanya mendapat kalimat “orang yang mengguna-gunainya mendatangi dukun yang jauh lebih sakti dari saya. Ia adalah dukun paling sakti di kota ini. Maaf, saya tidak dapat membantu. Mana bayaran saya?”.

+

Aku telah lama melupakan mantan kekasihku. Kalaupun mengingatnya, aku hanya sekedar ingin tahu bagaimana wujudnya sekarang. Mungkin ia seperti nenek-nenek lumpuh. Aku kurang peduli sebab di hadapanku telah ada seorang biadadari cantik yang menghipnotisku dengan pesonanya.

+

Kekasihku makin tergila-gila kepadaku. Bayangan wanita sial itu pasti telah terhapus bersih dari ingatannya. Aku akan memberi banyak hadiah untuk Mayor Gimbal.

+++

Maaf, teman serumahku yang tadi lumpuh itu kini telah meninggal. Aku akan mewakilinya untuk melanjutkan cerita.

Temanku yang tadinya muda, cerah, bersemangat, telah perlahan-lahan menjadi kisut. Meskipun perlahan-lahan, hal itu tetap terlalu cepat. Orang lain akan mengalaminya dalam waktu lima puluh atau enam puluh tahun, tapi ia menyelesaikan semua proses itu hanya dalam waktu sepuluh hari.

Aku akan berusaha mendeskripsikan kondisinya saat meninggal. Ia telah mengerut seperti buah yang air dan sarinya tersedot habis dari dalam. Kulit kuning langsatnya yang indah berisi telah menjadi hitam dekil dan longgar seolah tanpa daging. Rambut hitam lurus lebat panjangnya yang indah berkilau telah menjadi putih jarang dan kusut. Gigi-giginya menguning dan sebagian berlubang hitam. Bibirnya yang dahulu merah delima dan berisi telah tersedot masuk dan kusut ke dalam rongga mulutnya. Jari-jarinya yang lentik mengering dan menggulung menjadi keriting. Kuku-kukunya yang dahulu bersih terawat menjadi hitam dan terkelupas. Bentuk tubuhnya yang sintal berisi menjadi sekedar tulang-belulang berlapis kulit. Buah dadanya yang bulat kencang dan indah seolah ditarik paksa oleh gravitasi menjadi panjang dan gepeng. Initnya, ia sangat buruk rupa.

Kami, teman-teman terdekatnya, berusaha agar orang-orang yang melayat tidak melihat mayatnya. Kami pun harus begadang semalaman untuk mencari kata-kata yang tepat untuk menyampaikan berita kematiannya yang tragis keluarganya.

+

Hah? Apa? Mantan kekasihku? Aku tidak punya mantan kekasih. Wanita di hadapanku adalah satu-satunya kekasih yang pernah bertahta di hatiku dan ia akan menjadi ratu di sana untuk selamanya.

+

Aku bahagia! Hahahahahahahaha…

+++